Qatadahsaid, "Allah raised his fame in this life and in the Hereafter. There is no one who gives a sermon, declares the Testimony of Faith (Shahadah), or prays a prayer (Salah) except that he proclaims it: I bear witness that there is no God worthy of worship except Allah, and that Muhammad is the Messenger of Allah." Ease after Difficulty.
Dalam menempuh kehidupan, manusia akan selalu menemui berbagai problem dan kesibukan, baik mengenai pekerjaan, aktivitas, cinta, dan lain sebagainya. Selayaknya tali yang memiliki banyak ikatan, masalah-masalah itu kadang berkumpul dalam satu waktu yang seringkali membuat diri kita stres dan lelah dalam menjalani kehidupan. Sehubungan dengan persolan kehidupan ini, al-Qur’an ikut andil membicarakannya dalam Surat ini merupakan surat Makiyah akhir yang turun menjelang Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Pembahasan ayat ini dibagi dalam tiga bagian. Kelompok pertama, atau pada ayat 1-4, membahas seputar beban hidup dan berbagai kesusahannya. Bagian kedua, ayat 5 dan 6 yang memuat tentang bagaimana pembanding antara kesusahan dan kemudahan. Dan yang ketiga, ayat 7 dan 8 memuat sikap yang diambil dalam menjalani Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa surat al-Insyirah ini turun sebagai penenang bagi Nabi Muhammad. Digambarkan bahwa pada saat itu Nabi sedang memikul beban yang sangat berat, walaupun tidak secara tekstual Al-Qur’an menguraikan beban tersebut, Quraish Shihab dalam penafsirannya menganalisa beberapa beban yang sedang dipikul oleh wafatnya istri beliau Sayyidah Khadijah dan paman beliau Abu Thalib. Kedua, beratnya wahyu Al-Qur’an yang beliau terima. Dan ketiga, kondisi masyarakat Arab Jahiliyyah di Mekkah yang menentang dan melakukan tipu-daya kepada dakwah Islam Nabi antara ketiga hal tersebut, Prof. Quraish lebih condong kepada poin ketiga dimana Nabi merasakan beban psikologis yang diakibatkan keadaan umat yang diyakini beliau berada dalam jurang kebinasaan, dan Nabi Muhammad belum dapat menemukan solusi yang tepat untuk hal tersebut. Hal ini diungkapkan Quraish Shihab dalam penafsiran Al-Insyirah ayat ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Fakhruddin Ar-Razy dalam Tafsir Kabir-nya yang mengungkapkan bahwa masalah yang sedang membebani Nabi adalah mengenai kefakiran beliau perihal harta yang dijadikan bahan penolakan dan ejekan oleh kaum Jahililiyyah Mekkah. Karena itu Ar-Razy pada penafsiran berikutnya, ayat 5 dan 6, mengartikan bahwa kata yusran يسرا sebagai dunia dan dan harta merupakan bagian dari dunia, karena itu hendaknya Nabi tidak perlu terlalu memikirkanknya, karena kesusahan Nabi di dunia akan berbuah di akhirat lain disampaikan Ibnu Katsir di tafsir Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim dalam Surat al-Insyirah ayat 5 dan 6 dimana makna yang ditekankan lebih pada aspek kebahasaannya. Kata al-usr العسر pada ayat tersebut disebutkan dalam bentuk mufrad tunggal yang ditanidai dengan adanya kata al ال pada kata tersebut dan menjadikan makna satu kesulitanSementara itu, kata yusran يسرا dibentuk dengan model nakirah yang memiliki makna banyak atau umum sehingga menjadikan maknanya kemudahan yang banyak atau kemudahan yang tidak terbatas. Dari sini bisa diambil pemahaman bahwa satu hal yang berat atau kesusahan dalam hidup tidak dapat dibandingkan dengan berbagai kemudahan dan keringanan yang telah atau akan bagian ketiga, yakni bagian ayat 7 dan 8 para mufasir memiliki berbagai pendapat. Fakhruddin Ar-Razi mengungkapkan bahwa yang dimaksud pada kedua ayat tersebut adalah perihal ibadah, dengan pengertian bahwa jika kita telah melaksanakan ibadah semisal sholat, maka dipersilahkan untuk melakukan hal lain, contohnya tersebut sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ibnu Katsir yang memaknai ayat tersebut dengan pengertian jika seorang hamba telah selesai mengerjakan segala gemerlap duniawi maka lalu beribadahlah dengan niat ikhlas dan begitu, tafsir Prof Quraish cukup unik untuk ditilik dalam melihat kedua ayat terakhir Surat Al-Insyirah ini. Beliau mengungkapkan bahwa kedua ayat tersebut justru memberi anjuran kepada umat muslim untuk menyeimbangkan antara usaha yang sungguh-sungguh dan berdoa kepada Sang Pencipta. Ayat 7 dimaknai Prof. Quraish sebagai anjuran kepada umat muslim untuk selalu memiliki kesibukan dan tidak menyia-nyiakan waktunya. Bila telah menyelesaikan suatu pekerjaan, maka harus melaksanakan pekerjaan lainnya yang belum ayat 8 dimaknai sebagai doa kepada Allah sebagai pelengkap dan satu kesatuan dari usaha yang dilakukan pada ayat sebelumnya. Kedua ayat terakhir ini menjadi pertanda bahwa usaha harus didahulukan terlebih dahulu, setelah itu barulah mencurahkan harapan kepada Allah. Usaha dan doa harus selalu menjadi pegangan oleh manusia, karena betapapun kuatnya potensi yang dimiliki manusia akan selalu memiliki batas. Hanya harapan kepada Tuhan-lah yang dapat menjadikan manusia bertahan menghadapai dilema kehidupan yang kadang begitu pahit Al-Insyirah ini dapat dipahami beberapa poin penting, dimana dalam kehidupan manusia pasti mengalami berbagai problem kehidupan. Namun juga perlu disadari bahwa bersamaan dengan datangnya kesulitan dalam hidup, pasti ada kemudahan yang selalu mengimbanginya, dengan cara menyelesaikan satu persatu permasalahan tersebut. Seperti tali yang ikatannya rumit, tidak akan bisa dilepas jika tidak diurai satu persatu. Setelah melakukan usaha yang sebaik mungkin langkah berikutnya adalah berdoa kepada Sang Pemberi Kehidupan agar diberi kehidupan dan hasil yang lebih baik.
SuratAl-Insyirah "Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?. Sedangkan dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Allah telah menjadikan dada Nabi Muhammad saw. bercahaya dan luas lagi lapang, sebagaimana disebut dalam Q.S. Al-An'am(6):125. Dan sebagaimana Allah telah melapangkan dada Rasulullah saw., demikian pula Allah telah
Hasil pencarian tentang Tafsir+Ibnu+Katsir yang dimaksud oleh mereka adalah Al Walid Ibnu Mughirah di Mekah, atau Urwah ibnu Mas'ud Ats Tsaqafi Sebagian ahli tafsir ada yang mengatakan bahwa lafal Illaa di sini bermakna Ba'da, yakni sesudah. melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, tunduk dan bersujud di hadapanku." 1 Lihat catatan kaki tafsir ingatlah ketika Kami berikan kepada Musa Alkitab yakni kitab Taurat dan pemisah merupakan 'athaf tafsir petunjuk, bila tidak mengetahui jalan yang harus ditempuh dan tersesat1. 1 Lihat catatan kaki pada tafsir mereka, tatkala para utusan Allah datang untuk menyampaikan petunjuk kebenaran. 1 Beberapa pakar tafsir orang-orang yang telah diberi ilmu pengetahuan dari kalangan sahabat Nabi saw. antara lain adalah Ibnu...Masud dan Ibnu Abbas mereka mengatakan kepadanya dengan nada sinis dan mengejek, "Apakah yang "1 1 Lihat catatan kaki tafsir ayat 27, surat al-Mu'minûn. "1. 1 Pada edisi bahasa Arab, tafsir ayat ini hanya berhenti sampai ". . . di akhir malam." Ibnu Abbas mengatakan, "Saya tidak mengetahui tentang apa yang terjadi dengan golongan yang bersikap...Hakim telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa golongan tersebut ikut pula melakukannya dan bahkan takjub "1 1 Lihat catatan kaki tafsir ayat 65 surat al-A'râf. Lihat catatan kaki tafsir surat al-A'râf, ayat 73. kepadamu hai Muhammad ayat-ayat yang jelas atau terang, menjadi 'hal' sebagai sanggahan terhadap ucapan Ibnu Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Memberi balasan atas perbuatan mereka 1. 1 Lihat catatan kaki tafsir kepada mereka kecuali dengan susah-payah1. 1 Dua gunung yang mengapit dinding yang disebut dalam tafsir anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu seperti Abdullah ibnu Salam dan pengikut-pengikutnya yang beriman kepada Muhammad, maka sesungguhnya Demikianlah menurut pendapat yang telah dikemukakan oleh Ibnu Abbas tempat tinggal mereka dengan muka tertelungkup, tidak bergerak sedikit pun1. 1 Lihat catatan kaki tafsir Ayat ini diturunkan sewaktu Ibnu Zaba'ri mengatakan, bahwa penyembah Uzair, Al Masih dan para Malaikat Dan ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah Orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah Walid ibnu Mughirah atau lainnya. suatu masalah, yaitu bahwa Nabi saw. pada suatu hari menaiki keledai kendaraannya, lalu ia melewati Ibnu...Ketika melewatinya tiba-tiba keledai yang dinaikinya itu kencing, lalu Ibnu Ubay menutup hidungnya, maka...berkatalah Ibnu Rawwahah kepadanya, "Demi Allah, sungguh bau kencing keledainya jauh lebih wangi daripada Ketika Nabi saw. melakukan salat jenazah atas kematian Ibnu Ubay pemimpin orang-orang munafik, maka ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang-orang Yahudi yang masuk Islam; antara lain; Abdullah ibnu al-Qur'ân menafsirkan ayat yang lain" al-Qur'ân yufassiru ba'dluhu ba'dlan, yang dikenal di kalangan ahli tafsir sesuatu yang telah mati dari alam kuburnya1. 1 Untuk komentar atas ayat ini, lihat catatan kaki tafsir Ibnu Masud mengatakan, bahwa siksaan tambahan itu berupa kelabang-kelabang yang taringnya bagaikan Kata Ibnu Salam, "Sesungguhnya ketika aku melihatnya, maka aku pun segera mengenalnya, sebagaimana aku yang pernah pelakunya mendapat ancaman seperti membunuh, berzina, mencuri dan lain-lain yang menurut Ibnu TafsirSurat Al-Insyiqaq. Oleh: Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc. MA. (Tafsir Ibnu Katsir 8/351) Seakan-akan Qotadah berkata bahwa kerjaan kita, kemampuan kita untuk berbuat dan beramal sangatlah terbatas. Terbatas dari sisi waktu dan dari sisi kekuatan. Maka jangan sampai keterbatasan itu kita gunakan juga untuk bermaksiat kepada Allah. Tafsir Ibnu Katsir Surah Al InsyirahTafsir Ibnu Katsir Surah Al Insyirah

AlHafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan bahwa lapangnya dada disini mencakup lapang dada maknawi (abstrak) dan lapang dada hissi (inderawi). (lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/415). Lapang dada yang maknawi yaitu kekuatan dalam menghadapi cobaan, kesabaran dalam menghadapi gangguan, kelembutan dalam menghadapi celaan, serta

Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Insyirah Kelapangan Surah Makkiyyah; Surah ke 94 8 ayat “1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu, 5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” al-Insyirah 1-8 Firman Allah a lam nasyrah laka shadraka “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?” maksudnya, Kami telah menerangi dadamu, yaitu dengan cahaya Kami. Dan Kami jadikan dadamu lapang, lebar, dan luas. Yang demikian itu seperti firman-Nya famay yuridillaaHu ay yaHdiyaHu yasyrah shadraHuu lil islaami “Barangsiapa yang Allah berkehendak untuk memberi petunjuk kepadanya, maka Dia akan melapangkan dadanya untuk Islam.” al-An’am 125 dan sebagaimana Allah telah melapangkan dada beliau, maka Diapun menjadikan syariat-Nya demikian lapang dan luas, penuh toleransi dan kemudahan, tidak mengandung kesulitan, benban dan kesempitan. Firman Allah wawadla’naa angka wizraka “Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu.” Mempunyai pengertian liyaghfiralakallaaHu maa taqaddama min dzambika wamaa ta-akhkhara “Supaya Allah member ampunan kepadamu akan dosa yang telah engkau perbuat dulu dan yang akan dating.”al-Fath 2 Alladzii angqadla dzaHraka “yang memberatkan punggungmu.” kala “al-inqaadu” disini berarti suara. Dan lebih dari satu ulama salaf yang mengenai firman-Nya, Alladzii angqadla dzaHraka “yang memberatkan punggungmu.” mengatakan “Yakni bebannya telah memberatkanmu.” Firman Allah wa rafa’naa laka dzikraka “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan [nama]mu.” Mujahid mengatakan, “Aku tidak disebut melainkan disebutkan bersamaku kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah.” Qatadah mengatakan “Allah meninggikan sebutan beliau di dunia dan di akhirat. Tidak ada seorang khatib, orang yang mengucapkan syahadat, dan juga orang yang mengerjakan shalat, melainkan menyebutkan kesaksian asyHadu allaa ilaaHa illaallaaHu wa asyHadu anna muhammadar rasuulullaH Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.” Ibnu Katsir menyebutkan sejumlah baik syair Hasan bin Tsabit “Dipancarkan pada penutup kenabian, dari Allah berupa cahaya yang kemilau lagi disaksikan Ilah telah menggabungkan nama Nabi pada Nama-Nya, Dimana pada kumandang kelima mu-adzin menyebutkan syaHadat. Dan diambil nama dari Nama-Nya untuk mengagungkannya. Demikian Pemilik Arsy sangat terpuji, dan inilah Muhammad. Firman Allah Ta’ala fa inna ma’al usri yusran, inna ma’al usri yusran “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Allah memberitahukan bahwa bersama kesulitan itu terdapat kemudahan. Kemudian Dia mempertegas berita tersebut. Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata “Nabi saw. Pernah keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan.” Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu dapat diketahui pada dua keadaan, dimana kalimatnya dalam bentuk mufrad tunggal. Sedangkan kemudahan al-yusr dalam bentuk nakirah tidak ada ketentuannya sehingga bilangannya bertambah banyak. Oleh karena itu beliau bersabda “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Ibnu Duraid berkata “Abu Hatim as-Sijistani mengumandangkan syair untukku “Jika hati telah menguasai keputusasaan. Dan sudah menjadi sempit oleh dada yang lapang. Ia menginjak semua yang tidak disukai dan menjadi tenang,. Dan menancapkan kesulitan di beberapa tempat. Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak melihat jalan. Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari meminta bantuan. Yang diberikan oleh Yang Mahalembut lagi Mahamengabulkan. Dan setiap kejadian itu jika berakhir, maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.” Penyair lain mengungkapkan “Tidak jarang musibah itu membuat sempit gerak pemuda, dan pada sisi Allah jalan keluar diperoleh. Lengkap sudah penderitaan. Dan ketika kepungannya mendominasi, maka terbukalah jalan, yang sebelumnya dia menduga musibah itu tiada akhir.” Firman Allah fa idzaa faraghta fangshab. Wa ilaa rabbika farghab “Maka apabila kamu telah selesai [dari suatu urusan], kerjakanlah dengan sungguh-sungguh [urusan] yang lain. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.” maksudnya, jika engkau telah selesai mengurus berbagai kepentingan dunia dan semua kesibukannya serta telah memutus semua jarigannya, maka bersungguh-sungguhlah untuk menjalankan ibadah serta melangkahlah kepadanya dengan penuh semangat, dengan hati yang kosong lagi tulus, serta niat karena Allah. Dari pengertian ini terdapat sabda Rasulullah saw. Di dalam hadits yang diserpakati keshahihannya “Tidak sempurna shalat seseorang ketika makanan telah dihidangkan dan tidak sempurna pula shalat dalam keadaan menahan buang air kecil dan besar.” Dan dari Ibnu Mas’ud “Jika engkau telah selesai menunaikan berbagai kewajiban, maka bersungguh-sungguhlah untuk melakukan Qiyamul lain. Dan dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud fangshab. Wa ilaa rabbika farghab “dan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Dan hanya kepada Rabb-mu lah hendaknya kamu berharap.” setelah selesai dari shalat yang engkau kerjakan sedang engkau masih dalam keadaan duduk. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata “Jika engkau telah selesai, maka bersungguh-sunguhlah, yakni berdoa. wallaaHu a’lam. Tagal-insyirah, alam nasyrah, surah al insyirah, surat al insyirah, tafsir, tafsir al-Qur'an, Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Insyirah, Tafsir Al-Qur’an Surah Alam Nasyrah, tafsir alquran, tafsir ibnu katsir, Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Insyirah PENGAJIANRUTIN PAGI BA'DA SHUBUH DI MASJID NURUL ANWAR BCF SIDOARJO.HARI SATU, TGL 6 AGUSTUS 2022.

Tafsir Ibnu Katsir LengkapTafsir Ibnu Katsir Surah Al-Qur’an Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Fatihah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Baqarah Lengkap Tafsir Ibnu Katsir Surah Ali Imraan Lengkap Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nisaa’ Lengkap Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Maa-idah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-An’am 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-A’raaf 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Anfaal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Taubah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Tafsir Ibnu Katsir Surah Yunus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Tafsir Ibnu Katsir Surah Huud 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 Tafsir Ibnu Katsir Surah Yusuf 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ar-Ra’d 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ibrahim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Hijr 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nahl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Israa’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Kahfi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Tafsir Ibnu Katsir Surah Maryam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tafsir Ibnu Katsir Surah Thaahaa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Anbiyaa’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Hajj 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Mu’minuun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nuur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Furqaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tafsir Ibnu Katsir Surah Asy-Syu’araa’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Naml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Qashash 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ankabuut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ar-Ruum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tafsir Ibnu Katsir Surah Luqman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tafsir Ibnu Katsir Surah As-Sajdah 1 2 3 4 5 6 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ahzab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Tafsir Ibnu Katsir Surah Saba’ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tafsir Ibnu Katsir Surah Faathir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tafsir Ibnu Katsir Surah Yaasiin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ash-Shaaffaat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tafsir Ibnu Katsir Surah Shaad 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tafsir Ibnu Katsir Surah Az-Zumar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Mu’min 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Tafsir Ibnu Katsir Surah Fushshilat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tafsir Ibnu Katsir Surah Asy-Syuura 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tafsir Ibnu Katsir Surah Az-Zukhruf 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ad-Dukhan 1 2 3 4 5 6 7 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-jaatsiyah 1 2 3 4 5 6 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ahqaaf 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tafsir Ibnu Katsir Surah Muhammad 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Fath 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Hujuraat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tafsir Ibnu Katsir Surah Qaaf 1 2 3 4 5 6 7 8 Tafsir Ibnu Katsir Surah Adz-Dzaariyaat 1 2 3 4 5 6 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ath-Thuur 1 2 3 4 5 Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Najm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Qamar 1 2 3 4 5 6 7 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ar-Rahmaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Waaqi’ah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Hadid 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Mujaadilah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Hasyr 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Mumtahanah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ash-Shaff 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Jumu’ah 1 2 3 4 5 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Munaafiquun 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Taghaabun 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ath-Thaalaq 1 2 3 4 5 6 Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Tahriim 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Mulk 1 2 3 4 5 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Qalam 1 2 3 4 5 6 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Haaqqah 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ma’aarij 1 2 3 4 5 Tafsir Ibnu Katsir Surah Nuh 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Jin 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Muzzammil 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Muddatstsir 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Qiyamah 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Insaan 1 2 3 4 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Mursalaat 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Naba’ 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Naazi’aat 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Abasa 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Takwiir 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Infithaar Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Muthaffifiin 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Insyiqaaq 1 2 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Buruuj 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Ath-Thaariq Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-A’laa Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ghaasyiyah 1 2 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Fajr 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Balad 1 2 Tafsir Ibnu Katsir Surah Asy-Syams Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Lail Tafsir Ibnu Katsir Surah Adl-Dluhaa Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Insyirah Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Tiin Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Alaq 1 2 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Qadr Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Bayyinah Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Zalzalah Tafsir Ibnu Katsir Surah Al’Aadiyaat Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Qaari’ah Tafsir Ibnu Katsir Surah At-Takaatsur Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ashr Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Humazah Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Fiil 1 2 3 Tafsir Ibnu Katsir Surah Quraisy Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Maa’uun 1 2 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Kautsar Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Kaafiruun Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nashr Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Lahab Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ikhlash 1 2 Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Falaq 1 2 Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Naas 1 2 &

IbnuKatsir berkata, "Dianjurkan bertakbir dari akhir surah Adh Dhuha sampai akhir surah An Naas. Para ahli qiraa'at menyebutkan, bahwa hal itu termasuk sunnah yang ada riwayatnya, dan mereka menyebutkan alasan mengucapkan takbir dari awal surah Adh Dhuha, yaitu bahwa ketika wahyu terlambat turun kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan terputus selama waktu tersebut, kemudian
Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nisaa’ ayat 166-170 Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nisaa’ Wanita Surah Madaniyyah; surah ke 4 176 ayat “Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu, tetapi Allah mengakui Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi pula. Cukuplah Allah menjadi saksi. Sesung­guhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi manu­sia dari jalan Allah benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni dosa mereka dan ti­dak pula akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Dan yang de­mikian itu adalah mudah bagi Allah. Wahai manusia, sesungguh­nya telah datang Rasul Muhammad itu kepada kalian dengan membawakebenaran dari Tuhan kalian, maka berimanlah kalian, itulah yang lebih baik bagi kalian. Dan jika kalian kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan sedikit pun kepada Allah karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah, Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” An-Nisaa’ ayat 166-170 Mengingat firman Allah Swt. yang mengatakan {إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ} Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu. An-Nisa 163 Sampai dengan konteks ini hadis menetapkan kenabian Nabi Muham­mad Saw. dan membantah orang-orang yang ingkar kepada kenabian­nya dari kalangan kaum musyrik dan Ahli Kitab. Maka dalam ayat ini Allah Swt. berfirman {لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنزلَ إِلَيْكَ} Tetapi Allah mengakui Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada­mu. An-Nisa 166 Yakni sekalipun orang-orang yang kafir kepada Al-Qur’an menging­karinya, mereka dari kalangan orang-orang yang mendustakanmu dan menentangmu. Maka Allah tetap mengakui bahwa engkau adalah utusan-Nya yang diturunkan kepadanya Al-Kilab, yakni Al-Our’an yang agung. {لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنزيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ} Yang tidak datang kepadanya Al-Qur’an kebatilan, baik aari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. Fushshilat 42 Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan {أَنزلَهُ بِعِلْمِهِ} Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya. An-Nisa 166 Dengan pengetahuan-Nya yang hendak memperlihatkan kepada ham­ba-hamba-Nya akan Al-Qur’an yang di dalamnya terkandung kete­rangan-keterangan, hidayah, pemisah antara yang hak dan yang batil, hal-hal yang disukai dan diridai Allah, dan hal-hal yang dibenci dan ditolak-Nya. Di dalam Al-Qur’an terkandung ilmu tentang hal-hal yang gaib menyangkut masalah yang terjadi di masa silam dan masa mendatang. Di dalamnya disebutkan juga sifat-sifat Allah Swt. Yang Mahasuci yang tidak diketahui oleh nabi yang diutus, tidak pula oleh malaikat terdekat, kecuali bila diberi tahu oleh Allah Swt. sendiri. Seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya {وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ} dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melain­kan apa yang dikehendaki-Nya. Al-Baqarah 255 Dan dalam ayat yang lainnya, yaitu firman-Nya {وَلا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا} sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. Thaha 110 Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Suhail Al-Ja’fari dan Abdullah ibnul Mubarak; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Imran ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepada kami Ata ibnus Saib yang mengatakan bahwa Abu Abdur Rahman As-Sulami membacakan Al-Qur’an kepadanya. Tersebutlah bahwa apabila seseorang di antara kami membacakan Al-Qur’an ke­padanya, ia Ata ibnus Saib selalu mengatakan, “Sesungguhnya ka­mu telah mengambil ilmu Allah, maka pada hari ini tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kamu kecuali dengan amal perbuat­an.” Kemudian ia membacakan firman-Nya {أَنزلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلائِكَةُ يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا} Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi pula. Cukuplah Allah menjadi saksi. An-Nisa 166 ******* Adapun firman Allah Swt. {وَالْمَلائِكَةُ يَشْهَدُونَ} dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi pula. An-Nisa 166 Yaitu atas kebenaran apa yang disampaikan olehmu dan apa yang di­wahyukan kepadamu serta kitab yang diturunkan kepadamu disertai dengan pengakuan Allah atas hal tersebut. {وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا} Cukuplah Allah menjadi saksi. An-Nisa 166 قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي مُحَمَّدٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ أَوْ سَعِيدِ بْنِ جُبَير، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جماعةٌ مِنَ الْيَهُودِ، فَقَالَ لَهُمْ “إِنِّي لَأَعْلَمُ -وَاللَّهِ-إِنَّكُمْ لَتَعْلَمُونِ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ”. فَقَالُوا مَا نَعْلَمُ ذَلِكَ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ {لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنزلَ إِلَيْكَ أَنزلَهُ بِعِلْمِهِ} Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Mu­hammad, dari Ikrimah atau Sa’id ibnu Jubair, dari ibnu Abbas yang menceritakan bahwa segolongan orang-orang Yahudi masuk menemui Rasulullah Saw., lalu Rasulullah Saw. bersabda kepada mereka Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui, demi Allah, sesung­guhnya kalian ini benar-benar mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah. Maka mereka menjawab, “Kami tidak mengetahui hal tersebut.” Ke­mudian Allah menurunkan firman-Nya Tetapi Allah mengakui Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada­mu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.An-Nisa 166, hingga akhir ayat. ******* Adapun firman Allah Swt. {إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا ضَلالا بَعِيدًا} Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah benar-benar telah sesat sejauh-jauh­nya. An-Nisa 167 Mereka kafir dan tidak mau mengikuti perkara yang hak, bahkan me­reka berupaya menghalang-halangi manusia untuk mengikuti dan me­nuruti jejak perkara yang hak. Mereka benar-benar telah keluar dari jalan yang benar, sesat darinya, dan jauh dari perkara yang hak, jauh yang amat mencolok. Selanjutnya Allah Swt. memberitahukan perihal keputusan-Nya terhadap orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat-Nya, Kitab, dan Rasul-Nya, yaitu mereka yang menganiaya diri sendiri karena hal ter­sebut; juga karena menghalang-halangi manusia dari jalan-Nya, me­ngerjakan perbuatan-perbuatan yang berdosa, dan melanggar hal-hal yang diharamkan-Nya. Dia tidak akan memberikan ampunan kepada mereka. {وَلا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا} dan tidak pula akan menunjukkan jalan kepada mereka. An-Nisa 168 Yakni jalan kebaikan. {إِلا طَرِيقَ جَهَنَّمَ} kecuali jalan ke neraka Jahannam. An-Nisa 169 Istisna dalam ayat ini bersifat munqati’. {خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا } mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. An-Nisa 169, hingga akhir ayat. ** Selanjutnya Allah Swt. berfirman {يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَكُمْ} Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul Muhammad itu kepada kalian dengan membawa kebenaran dari Tuhan ka­lian, maka berimanlah kalian, itulah yang lebih baik bagi kalian. An-Nisa 170 Telah datang Nabi Muhammad Saw. kepada kalian dengan membawa hidayah, agama yang hak, dan keterangan yang memuaskan dari Allah Swt Karena itu, berimanlah kalian kepada apa yang didatang­kannya kepada kalian dan ikutilah dia, niscaya hal itu baik bagi kali­an. * Kemudian Allah Swt. berfirman {وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ} Dan jika kalian kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan sedi­kit pun kepada Allah, karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. An-Nisa 170 Dengan kata lain, Dia tidak memerlukan kalian dan iman kalian, dan Dia tidak terkena mudarat karena kekafiran kalian. Perihalnya sama dengan makna ayat lain, yaitu firman-Nya {وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ} Dan Musa berkata, “Jika kalian dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya kafir, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.Ibrahim 8 Dalam firman selanjutnya disebutkan {وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا} Dan adalah Allah Maha Mengetahui. An-Nisa 170 terhadap orang yang berhak memperoleh hidayah dari kalian, maka Dia memberinya hidayah, dan terhadap orang yang berhak mendapat kesesatan, lalu Dia menyesatkannya. {حَكِيمًا} lagi Mahabijaksana. An-Nisa 170 Yaitu dalam semua ucapan, perbuatan, syariat dan takdir-Nya. Tag166-170, 4, agama islam, Al-qur'an, an-nisa', an-Nisaa', annisa’, ayat, bahasa indonesia, ibnu katsir, islam, religion, surah, surat, tafsir, tafsir alquran, tafsir ibnu katsir QDPL.
  • 50nronigig.pages.dev/409
  • 50nronigig.pages.dev/19
  • 50nronigig.pages.dev/168
  • 50nronigig.pages.dev/569
  • 50nronigig.pages.dev/42
  • 50nronigig.pages.dev/248
  • 50nronigig.pages.dev/417
  • 50nronigig.pages.dev/162
  • tafsir surat al insyirah ibnu katsir